JEPARA, WARTAGLOBAL.id --
Peresmian Masjid Baitus Sholihin yang berlokasi di RT 4 RW 1, Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, Jepara, bukan sekadar seremoni biasa. Lebih dari itu, acara ini menjadi panggung edukatif yang sarat pesan kebangsaan, spiritualitas, dan arah masa depan umat. Di tengah suasana religius, Ketua DPRD Jepara, Agus Sutisna, mengingatkan kembali pesan penting dari Prof. KH. Said Aqil Siradj, mantan Ketua Umum PBNU, tentang pentingnya kemandirian bangsa.
Masjid yang diresmikan secara simbolis melalui penandatanganan prasasti oleh Prof. Said Aqil Siradj ini, juga disaksikan oleh Wakil Bupati Jepara, M. Ibnu Hajar; Camat Tahunan, Nuril Abdillah; Kepala Desa Kecapi, Sukambali; serta para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga sekitar. Turut hadir pula Prof. KH. Fathul Mufid, M.Si., yang menjadi motor spiritual dalam pembangunan rumah ibadah tersebut.
Dalam sambutannya, Agus Sutisna tak hanya menyoroti pentingnya masjid sebagai pusat ibadah dan kajian keagamaan, tetapi juga menegaskan bahwa pesan-pesan Prof. Said Aqil harus dijadikan refleksi kebangsaan. Ia mengutip pandangan Prof. Said tentang perlunya bangsa Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri.
“Kita ini bangsa besar, kaya akan sumber daya alam, tapi selama kita tidak mandiri, tidak mampu mengelola sendiri kekayaan yang kita miliki, kita akan terus menjadi bangsa yang tertinggal,” tegas Agus Sutisna. Menurutnya, kemandirian bangsa bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal identitas dan martabat.
Narasi ini menjadi penting di tengah tantangan global saat ini. Ketergantungan terhadap pihak luar dan lemahnya pemanfaatan potensi lokal telah menjadi penghambat utama kemajuan Indonesia. Oleh karena itu, Ketua DPRD Jepara mengajak seluruh elemen masyarakat—mulai dari pemerintah desa hingga generasi muda—untuk menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembinaan karakter dan kemandirian umat.
Acara peresmian sendiri berlangsung khidmat, dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan sambutan dan penandatanganan prasasti, serta ditutup dengan kajian Islamiyah oleh Prof. KH. Said Aqil Siradj yang mengangkat tema pentingnya membangun umat yang kuat secara spiritual dan mandiri secara ekonomi.
Masjid Baitus Sholihin kini berdiri kokoh sebagai simbol keberdayaan masyarakat Desa Kecapi. Namun lebih dari itu, pesan-pesan yang bergema dalam peresmiannya diharapkan menjadi pemantik kesadaran kolektif: bahwa kemandirian bangsa dimulai dari kesadaran lokal yang tumbuh di tengah umat, dipandu oleh nilai-nilai agama dan semangat kebangsaan.
(Maskuri)
KALI DIBACA