SRAGEN, WARTAGLOBAL.id -- Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Kabupaten Sragen tak sekadar menjadi ajang seremonial. Momen ini dimanfaatkan sebagai titik tolak pemberdayaan potensi lokal, terutama melalui komunitas perguruan pencak silat yang selama ini tumbuh kuat di wilayah tersebut.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, mengapresiasi langkah strategis Polres Sragen dalam menjaga ketertiban, terutama dalam meredam potensi konflik antarperguruan silat. Ia menilai keberhasilan ini sebagai wujud konkret dari sinergi antara kepolisian dan masyarakat.
“Langkah yang perlu kita teladani dari AKBP Petrus Parningotan Silalahi sebagai Kapolres Sragen,” ujar Sigit dalam sambutannya Senin (1/7/25), sembari menyampaikan penghormatan kepada Kapolres yang tak lama lagi akan menempati posisi baru sebagai Wakapolresta Pati.
Salah satu gagasan besar yang lahir dari momentum HUT Bhayangkara ini adalah pembentukan Laskar Mangkubumi — sebuah wadah yang akan menghimpun seluruh pesilat dari 18 perguruan pencak silat di Sragen. Gagasan ini, menurut Sigit, bertujuan menyatukan potensi besar seni bela diri lokal untuk mendukung stabilitas sosial dan pembangunan daerah.
Menariknya, nama “Mangkubumi” tidak dipilih sembarangan. Bupati Sigit menyatakan bahwa dirinya telah meminta izin langsung kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk menggunakan nama tersebut, mengingat sejarah Mangkubumi (kelak menjadi Sultan Hamengkubuwono I) yang pernah menjadikan Sragen sebagai basis pertahanan.
“Ternyata Sultan Hamengkubuwono X memberi izin,” kata Sigit penuh semangat.
Lebih dari sekadar wadah silaturahmi antarperguruan, Bupati juga menggagas pengembangan Kampung Pencak Silat di Sragen. Ia menyebutnya sebagai pusat pengembangan olahraga prestasi, pelestarian budaya, dan destinasi wisata yang mengangkat nama daerah di tingkat nasional.
“Ini bukan hanya soal bela diri, tapi juga bagian dari strategi pembangunan berbasis potensi lokal,” jelas mantan Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden (KSP) itu.
Dalam kesempatan itu, Sigit juga menyoroti hasil survei kepuasan publik terhadap Polri yang menunjukkan peningkatan signifikan hingga mencapai angka 70 persen. Baginya, ini menandakan bahwa Polri semakin dipercaya dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Polri bisa saja bertindak sendiri, tetapi dalam membangun ketertiban, partisipasi masyarakat tetap yang utama,” kata Sigit, yang juga pernah menjadi dosen Fisipol UGM dan Komisioner KPU RI.
Ia menegaskan, ketertiban dan keamanan adalah prasyarat utama untuk kemajuan daerah. Bahkan daerah dengan sumber daya alam dan manusia yang unggul sekalipun tidak akan berkembang tanpa stabilitas sosial.
Menutup sambutannya, Bupati Sigit menyampaikan ucapan selamat Hari Bhayangkara ke-79 kepada seluruh jajaran Polri, serta apresiasi khusus untuk AKBP Petrus Parningotan Silalahi atas kepemimpinannya selama bertugas di Sragen.
“Kami mendoakan agar perwira Polri yang telah berkontribusi di Sragen dapat meraih promosi dan terus membawa semangat pengabdian di manapun bertugas,” tandasnya.
Dengan komitmen yang semakin kuat dari seluruh elemen — mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, hingga masyarakat adat dan budaya — Sragen tampak semakin mantap menapaki jalur pembangunan yang berakar pada kekuatan lokalnya sendiri.
(Joko S)