MALANG. Jatim.wartaglobal.id - Di tengah suasana haru dan penuh harap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang, para orang tua penunggu pasien anak menemukan kekuatan baru dalam kebersamaan. Bertempat di sebelah utara ruang High Care Unit (HCU) RSSA, mereka menggelar acara makan bersama, merajut tali silaturahmi dan berbagi cerita tentang suka duka menjalani kehidupan di rumah sakit.
Acara yang dihadiri sekitar 25 orang tua ini menjadi wadah bagi mereka untuk saling berbagi pengalaman dan saling menguatkan satu sama lain. Iwan Santoso, S.Pd., salah satu orang tua penunggu pasien anak rawat inap di RSSA, menceritakan bahwa banyak di antara mereka yang sudah menghabiskan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan di rumah sakit. "Ada yang sudah tinggal di sini selama 6-8 bulan, bahkan ada keluarga yang sudah tinggal di sini sejak kelahiran bayinya, hingga akhirnya meninggal dunia di usia 4 tahun," ungkap Mas Iwan, sapaan akrabnya.
Kisah-kisah tersebut menjadi bukti nyata bahwa menjadi orang tua penunggu pasien di rumah sakit bukanlah hal mudah. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kesedihan, kelelahan, hingga ketakutan. Namun, dalam acara makan bersama ini, mereka menemukan kekuatan baru. Mereka saling berbagi cerita, saling menghibur, dan saling menguatkan.
"Kami saling berbagi cerita, saling menghibur, dan saling menguatkan. Kami juga bertukar informasi tentang pelayanan di rumah sakit, sehingga kami bisa saling membantu," tambah Mas Iwan.
Mas Iwan juga mengungkapkan bahwa pelayanan para tenaga medis dan tenaga kesehatan di RSSA sudah cukup baik. "RSSA adalah rumah sakit kelas A di wilayah Indonesia Timur, sehingga dituntut untuk melayani pasien dengan ramah dan maksimal," jelasnya.
Acara makan bersama ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para orang tua penunggu pasien untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman. "Semoga giat seperti ini bisa menambah keluarga baru dan saling menguatkan para orang tua penunggu pasien," harap Mas Iwan.
Melalui acara ini, para orang tua penunggu pasien di RSSA menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menghadapi ujian berat sendirian. Mereka saling mendukung, saling menguatkan, dan saling berbagi kasih sayang. Di tengah suasana rumah sakit yang penuh dengan rasa cemas dan harap-harap cemas, mereka menemukan kekuatan baru dalam kebersamaan.
fir


.jpg)