Semarak Hari Jadi Kota Magelang ke-1118, Warga Rebutan Gunungan Gethuk - Warta Global Jatim

Mobile Menu

Top Ads

Klik

Berita Update Terbaru

logoblog

Semarak Hari Jadi Kota Magelang ke-1118, Warga Rebutan Gunungan Gethuk

Thursday, 4 July 2024
MAGELANG, WARTAGLOBAL.id -- Dalam rangka menyemarakkan HUT ke-1118 Kota Magelang di gelar Grebeg Gethuk.
Grebeg gethuk berlangsung sejak 2006 hingga 2019. Setelah itu vakum. Kembali diadakan pada 2024 untuk menyemarakkan HUT ke-1118 Kota Magelang.

“Selama 4 tahun, yakni pada 2020, 2021, 2022 dan 2023 tidak diadakan grebeg gethuk. Gerebeg getuk ini dalam rangkaian hari jadi,” kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Sugeng Priyadi.

Gepeng Nugroho, salah satu penggagas grebeg gethuk, mengungkapkan tradisi ini merupakan catatan singkat Kota Magelang berdiri sejak ribuan tahun lalu.  

Mulai tahun 2004, ia bersama kawan-kawan budayawan seperti Canting Margono, Dani Aren, dan almarhum Budiyono merancang sebuah event.

Tahun 2006, grebeg gethuk terealisasi. Setelah itu, grebeg gethuk rutin dilaksanakan setiap tahun.

Ia menjelaskan, penyelenggaran grebeg gethuk berdasarkan analisis dari dua prasasti di Magelang. Yakni prasasti Mantiyasih dan prasasti Poh.

“Dari kedua analisis ini terciptalah sebuah alur sejarah. Karena ini adalah sebuah bentuk intepretasi, sehingga bukan sesuatu yang valid. Karena yang dianalisis pun prasasti, yang secara pembacaan tidak komplit,” ujarnya.

Dalam prasasti ini diceritakan, wilayah Mantyasih gemah rimpah loh jinawi. Terkenal dengan wilayah "transit" orang-orang luar Magelang yang hendak beribadah di dataran tinggi atau puncak gunung-gunung yang mengelilingi Magelang.

“Grebeg gethuk wujud suka cita itu. Mereka bergembira. Tradisi ini juga menciptakan kesadaran kebudayaan generasi sekarang,” kata Gepeng.

Sebelum gunungan gethuk dikirab, ada doa terlebih dahulu di Masjid Agung Kota Magelang. Juga di Kampung Meteseh lokasi prasasti Mantyasih berada saat ini.

Dalam perhelatan Grebeg Gethuk 2024 yang digelar beberapa bulan lalu, ada lima gunungan yang berisi gethuk.

Kelima gunungan terdiri dari empat gunungan kecil dan satu gunungan besar. Selain itu, ada juga 17 gunungan palawija yang dibawa oleh masing-masing kelurahan di Kota Magelang.

Kepala Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kota Magelang Sugeng Priyadi menerangkan, jumlah gunungan ini menyimbolkan tata letak Kota Magelang yang diapit empat gunung.
(red*)

Klik