Jelang Natal dan Tahun Baru, Pemkot Semarang Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil dan Terkendali - Warta Global Jatim

Mobile Menu

Entertainment

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

Jelang Natal dan Tahun Baru, Pemkot Semarang Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil dan Terkendali

Sunday, 14 December 2025
Wali Kota bersama Wakil Wali Kota, OPD, dan DPRD Kota Semarang melakukan tinjauan ke sejumlah pasar tradisional dan pasar modern dalam rangka pantauan harga, Sabtu (13/12/25).

SEMARANG, WARTAGLOBAL.id --
Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang memastikan harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting) tetap terkendali.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, bersama Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, berikut serta anggota dewan juga jajaran Forkopimda dan perangkat daerah melakukan pemantauan. langsung ke sejumlah titik strategis di Kota Semarang, Sabtu (13/12/25).

JAGA STABILITAS HARGA

Pemantauan dilakukan mulai dari Pasar Rasamala Banyumanik dan Superindo Sukun sebagai upaya menjaga stabilitas harga, mengendalikan inflasi daerah, serta memastikan stok kebutuhan masyarakat aman menjelang lonjakan konsumsi saat Nataru.

Agustina menjelaskan hasil pemantauan di pasar tradisional menunjukkan sebagian besar harga komoditas relatif stabil. Namun, terdapat kenaikan signifikan pada komoditas cabai merah. Dari temuan di lapangan, harga cabai merah berada di kisaran Rp60.000 hingga Rp70.000 per kilogram.

“Perbedaan harga ini ternyata dipengaruhi oleh jalur pasokan. Pedagang yang mengambil cabai langsung dari daerah produsen seperti Bandungan bisa menjual lebih murah dibanding yang mengambil dari pasar induk,” ujar Agustina.

Menurutnya, temuan ini menjadi catatan penting bagi ekosistem perdagangan di Kota Semarang. Semakin pendek rantai distribusi dari petani ke pedagang, maka harga ditingkat konsumen akan lebih terkendali. Pemerintah Kota Semarang mendorong pola distribusi yang lebih efisien sebagai salah satu cara menekan harga saat terjadi kenaikan.

Sementara itu, hasil perbandingan harga di pasar modern menunjukkan sejumlah komoditas justru lebih murah, seperti beras, telur, dan daging ayam. Dari sisi ketersediaan, Agustina memastikan stok di pasar modern dalam kondisi aman. Untuk pasar tradisional, perhatian khusus diberikan pada komoditas telur.

“Telur ini demand-nya sangat tinggi, sementara pemantauan stok saat ini masih dihitung per dua hari. Ini yang kami anggap cukup riskan, sehingga suplai harus benar-benar dijaga,” jelasnya.

PENGAWASAN KETAT

Pemkot Semarang, lanjut Agustina, tengah menyiapkan formula pengawasan suplai telur secara lebih ketat, termasuk memastikan pasokan dari peternak telur di Kota Semarang agar stok tetap terjaga dan tidak terjadi penurunan pasokan di pasaran.

GELAR OPERASI PASAR

Sebagai langkah intervensi langsung, Pemerintah Kota Semarang juga tengah mempersiapkan operasi pasar yang direncanakan mulai 21 atau 22 Desember 2025. Operasi pasar ini akan melibatkan lintas sektor, mulai dari Dinas Perdagangan, Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Bulog, hingga dukungan Korpri, Dharma Wanita, PKK, dan mitra pangan lainnya.

KENDALIKAN HARAGA DAN STOK AMAN

“Yang penting adalah harga bisa ditekan dan stok di masyarakat tetap aman. Pasar murah ini juga kami dorong melibatkan pedagang besar dan pasar modern, supaya perputaran ekonomi tetap merata,” kata Agustina.

Selain menjaga stabilitas harga dan stok, Pemkot Semarang juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mengingat sebagian besar pasokan pangan Kota Semarang berasal dari luar daerah. Koordinasi ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi penurunan pasokan dan memastikan intervensi cepat jika terjadi gangguan distribusi.

Agustina menegaskan jika pemantauan akan terus dilakukan secara berkala hingga akhir tahun, termasuk pemantauan BBM di SPBU serta kesiapan kota menghadapi lonjakan aktivitas masyarakat selama libur Nataru.

Di akhir, Agustina mengimbau para pedagang untuk tidak memanfaatkan momentum akhir tahun dengan menaikkan harga secara tidak wajar atau istilahnya mremo.

“Kalau mremo, justru resikonya besar. Pemerintah provinsi dan kota bergerak, operasi pasar jalan, intervensi ada. Jadi lebih baik berdagang secara wajar agar ekonomi tetap sehat,” pungkasnya.

(Hans)