Stabilitas Politik-Keamanan, Pilar Ketahanan Ekonomi RI di Tengah Ancaman Global - Warta Global Jatim

Mobile Menu

Entertainment

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

Stabilitas Politik-Keamanan, Pilar Ketahanan Ekonomi RI di Tengah Ancaman Global

Monday, 11 August 2025

  • Anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, Bambang Soesatyo, mengingatkan pentingnya stabilitas politik dan keamanan sebagai fondasi ketahanan ekonomi nasional di tengah gejolak geopolitik global.  Hal ini disampaikannya saat mendampingi pembekalan Retret KADIN 2025 oleh Wamenkopolkam.

WARTAGL9BAL.ID|Paradigma global yang semakin kompleks, ditandai dengan krisis Laut China Selatan hingga perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada fluktuasi harga minyak, telah menciptakan tekanan signifikan terhadap ekonomi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.  Kondisi ini mendorong  Bambang Soesatyo (Bamsoet), Anggota DPR RI dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, untuk menekankan pentingnya stabilitas politik, keamanan, dan kepastian hukum sebagai pilar utama bagi pertumbuhan ekonomi.

Dalam pembekalan Retret KADIN 2025 yang digelar di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (8/8/25), Bamsoet yang didampingi Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus, menyampaikan bahwa iklim usaha dan investasi yang kondusif hanya dapat tercipta di tengah stabilitas nasional yang terjaga.  Kehilangan kepercayaan investor, hasil kerja keras selama dua dekade,  akan menjadi konsekuensi fatal jika stabilitas tersebut terganggu.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie, para pengurus pusat KADIN Indonesia, serta ketua KADIN provinsi dan asosiasi di bawah naungan KADIN.  Kekhawatiran Bamsoet terhadap potensi ancaman terhadap perekonomian nasional bukan tanpa alasan.  Data Bursa Efek Indonesia mencatat arus keluar dana asing mencapai Rp 28,6 triliun pada kuartal pertama 2025, sementara IHSG sempat anjlok hingga 7,2 persen dalam sehari pada Maret lalu.  Hal ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap ketidakpastian politik dan tekanan global.

Lemahnya rupiah terhadap dolar AS, yang sempat menyentuh level Rp 16.700 per dolar AS pada April 2025 – level tertinggi sejak krisis pandemi –  juga menambah beban perekonomian.  Pelemahan rupiah meningkatkan biaya impor bahan baku industri dan berpotensi meningkatkan inflasi.  Oleh karena itu, Bamsoet menekankan pentingnya komitmen pemerintah untuk menjaga kepastian hukum, keamanan, stabilitas politik, dan transparansi kebijakan guna membangun keyakinan di kalangan dunia usaha.

Lebih lanjut, Bamsoet  mengingatkan perlunya kesiapan pemerintah menghadapi ancaman siber, kelangkaan energi, dan ketegangan lintas batas.  Ketahanan ekonomi nasional, menurutnya, harus dibangun di atas fondasi pertahanan nasional yang kuat, mencakup aspek militer, energi, pangan, dan keamanan digital.  Pemerintah didorong untuk memperkuat ketahanan struktural, tidak hanya melalui proyek strategis nasional, tetapi juga dengan memperluas pasar ekspor, memperkuat logistik nasional, dan mengamankan energi nasional.

Di sisi lain, KADIN juga berperan aktif dalam mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan manajemen risiko.  Mitigasi risiko, bukan sekadar formalitas, tetapi kunci keberlanjutan bisnis di tengah ketidakpastian global yang dinamis.  Ancaman, tegas Bamsoet, bisa datang kapan saja dan dari mana saja.

Sebagai penutup, pesan Bamsoet menjadi penegasan pentingnya sinergi antara pemerintah dan dunia usaha dalam menghadapi tantangan global.  Stabilitas politik dan keamanan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.[fer]