BATU|jatim.wartaglobal.id - Pada Kamis, 24 April 2025, suasana di Puskesmas Bumiaji, Kota Batu tampak berbeda dari biasanya. Mahasiswa Profesi Ners Universitas Brawijaya yang tergabung dalam Kelompok 7A menggelar kegiatan penyuluhan kesehatan yang bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kegiatan ini menyasar pasien dan pengunjung puskesmas sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan masyarakat.
Dengan mengusung tema “Cegah Demam Berdarah Dengue Sekarang Juga!”, penyuluhan ini menitikberatkan pada peningkatan pemahaman masyarakat tentang bahaya DBD, tanda dan gejalanya, serta cara-cara pencegahannya yang dapat dilakukan secara mandiri. Penyampaian materi dilakukan secara komunikatif dan interaktif agar mudah dipahami oleh semua kalangan.
Materi edukasi disampaikan melalui media leaflet yang menarik, mencakup pengertian dan bahaya DBD, gejala klinis seperti demam tinggi, nyeri otot, mual, muntah, hingga ruam kulit. Selain itu, mahasiswa juga menjelaskan secara rinci tiga fase penyakit DBD yaitu fase demam, kritis, dan pemulihan.
Tidak hanya memberikan informasi, mahasiswa juga mengajak masyarakat untuk aktif dalam pencegahan DBD melalui gerakan 3M Plus. Gerakan ini meliputi menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Langkah tambahan seperti penggunaan larvasida, kelambu, dan pemantauan jentik nyamuk juga ditekankan.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas saat mereka mendengarkan pemaparan dan ikut serta dalam sesi tanya jawab. Banyak dari mereka yang tampak tertarik dan mengakui bahwa informasi yang diberikan sangat berguna. Edukasi yang dibalut dengan pendekatan yang ramah dan mudah dicerna membuat kegiatan ini terasa menyenangkan dan bermanfaat.
Salah seorang pasien yang sedang menunggu giliran berobat bahkan menyampaikan pendapatnya, meskipun enggan disebutkan namanya. Ia mengaku senang bisa mendapatkan informasi langsung tentang DBD dan menyebut penyuluhan ini sangat penting di tengah ancaman penyakit yang terus mengintai.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah kepada masyarakat luas. Harapannya, masyarakat tidak hanya mengetahui tentang DBD, tetapi juga mampu menerapkan langkah-langkah pencegahan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Kelompok 7A yang terdiri dari Salma Yulinar, Tara Indy, Dhea Pratiwi, Adibah Ariatarish, Titis Ariyanti, dan Ananta Ardiansyah menyampaikan harapan besar agar penyuluhan ini bisa memberikan manfaat langsung dan mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Dengan semangat edukatif dan pengabdian kepada masyarakat, kegiatan penyuluhan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa bukan hanya sebagai agen perubahan di kampus, tetapi juga di tengah masyarakat yang membutuhkan informasi dan pendampingan dalam menjaga kesehatan. [Fer]