Sragen Titik Awal Gerakan Nasional Bongkar Ratoon: Pemerintah Pacu Produksi Tebu Menuju Swasembada Gula 2025 - Warta Global Jatim

Mobile Menu

Entertainment

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

Sragen Titik Awal Gerakan Nasional Bongkar Ratoon: Pemerintah Pacu Produksi Tebu Menuju Swasembada Gula 2025

Wednesday, 5 November 2025
Tanam perdana Bongkar Ratoon tebu dimulai dari Sragen di Desa Mlale, sebagai upaya pemerintah mempercepat swasembada gula Nasional, Selasa (4/11/25)

SRAGEN, WARTAGLOBAL.id --
Langkah nyata menuju kemandirian gula nasional dimulai dari Kabupaten Sragen. Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan, bekerja sama dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen, melaksanakan Tanam Perdana Bongkar Ratoon Tebu di Desa Mlale, Kecamatan Jenar, Selasa (4/11/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk kelompok petani tebu wilayah kerja Pabrik Gula (PG) Mojo Sragen. Program ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah memperkuat hilirisasi komoditas perkebunan, meningkatkan produktivitas lahan, serta mempercepat target swasembada gula nasional.

Dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Bupati Sragen Suroto, Bupati Sragen Sigit Pamungkas menegaskan bahwa kegiatan tanam perdana ini bukan hanya simbol, tetapi langkah konkret daerah dalam mendukung kedaulatan pangan nasional.

“Program bongkar ratoon dan perluasan areal tanam tebu akan memperkuat kontribusi Sragen terhadap produksi gula nasional. Semua ini hanya bisa berhasil jika pemerintah, pelaku industri, dan petani terus bersinergi,” ujar Suroto.

Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi dalam laporannya menyampaikan bahwa PG Mojo Sragen berhasil mencatat kinerja terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Tahun ini menjadi musim giling terpanjang dengan hasil tebu dan produksi gula tertinggi.

Keberhasilan itu, menurut Mahmudi, tidak lepas dari kerja keras petani dan dukungan berbagai program kemitraan. Ia juga mengungkapkan inovasi baru berupa akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus petani tebu melalui sistem elektronik.

“Petani kini bisa mengajukan KUR hingga Rp500 juta per tahun dengan proses yang transparan dan pembaruan tahunan. Program ini berjalan seiring dengan kegiatan bongkar ratoon dan diharapkan menjadi motor kebangkitan industri gula nasional,” jelasnya optimistis.

Sementara itu, Plt. Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI Abdul Roni Angkat menegaskan bahwa pemerintah terus memperkuat dukungan bagi petani tebu. Selain program KUR, pemerintah juga menyalurkan subsidi pupuk ZA untuk membantu peningkatan produktivitas lahan.

Menurutnya, langkah-langkah tersebut diharapkan mampu memperkuat daya saing petani dan mempercepat terwujudnya swasembada gula.

“Program bongkar ratoon ini menargetkan penanaman hingga 100 ribu hektare tebu nasional, yang berpotensi menambah produksi sekitar 500 ribu ton gula. Dengan kerja sama yang solid, kita optimistis Indonesia akan terbebas dari impor gula di masa depan,” tegasnya.

Program bongkar ratoon di Sragen menjadi momentum penting kebangkitan industri gula di Indonesia. Selain memperluas areal tanam dan meningkatkan produktivitas, kegiatan ini juga memperkuat ekosistem pertanian modern berbasis kemitraan antara pemerintah, pelaku usaha, dan petani lokal.

Dengan semangat gotong royong, Kabupaten Sragen diharapkan menjadi model pengembangan tebu berkelanjutan dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan swasembada gula nasional tahun 2025.

(Joko S)