
Seorang warga Kabupaten Nganjuk, Supinah (tidak lulus SD), harus menghadapi jalur berliku hanya untuk mendapatkan KTP sesuai nama aslinya. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Nganjuk menolak memproses perbaikan data dan mengharuskannya mengurus penetapan pengadilan karena biometriknya tercatat atas nama orang lain.

Ironisnya, masalah ini bermula dari kesalahan perekaman bertahun-tahun lalu saat Supinah melakukan rekam KTP di Lamongan. Hasil perekaman itu justru masuk database nasional atas nama “Kartini”, dan hingga kini ia tidak pernah menerima kepingan KTP tersebut.
Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Disdukcapil Nganjuk, Rini Sih Purwanti, menegaskan prosedur ini wajib ditempuh.
“Kalau ada perbedaan nama pada data biometrik yang sudah terekam di sistem, penyelesaiannya harus melalui penetapan pengadilan. Ini untuk menjaga keabsahan data kependudukan,” jelasnya.
Ketua DPC LSM Forum Aspirasi dan Advokasi Masyarakat (FAAM) Nganjuk, Achmad Ulinuha, menilai kebijakan tersebut memberatkan warga kecil dan tidak sesuai semangat pelayanan publik.
Menurutnya, solusi sebenarnya sudah diatur jelas dalam Permendagri Nomor 109 Tahun 2019:
1. Siapkan dokumen pendukung nama “Supinah” seperti akta kelahiran, buku nikah, ijazah, dan SPTJM bermaterai.
2. Lapor ke Disdukcapil, bawa kedua KTP (Kartini dan Supinah) serta KK terkait, jelaskan bahwa ini kasus NIK ganda akibat kesalahan perekaman.
3. Verifikasi biometrik di SIAK nasional, padankan data, hapus NIK lama, dan perbaiki nama pada NIK yang dipertahankan.
“Tiga langkah ini cukup. Tidak ada alasan warga miskin dibebani biaya perkara dan waktu ke pengadilan hanya untuk perbaiki kesalahan administrasi,” tegas Ulinuha.
“Saya hanya ingin KTP saya jadi sesuai nama di surat nikah dan dokumen lain. Tapi sekarang malah disuruh ke pengadilan. Saya bingung harus bagaimana,” keluh supinah lirih
Kasus ini menjadi cermin bahwa masih ada warga kecil yang tersandera prosedur rumit akibat lemahnya implementasi aturan pelayanan administrasi kependudukan di daerah.(Tomo team)