
SRAGEN, WARTAGLOBAL.id --
Aksi nekat seorang perempuan berinisial TW, warga Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, menjadi sorotan publik setelah menyiramkan bahan bakar jenis pertalite ke arah seorang anggota Polres Sragen, Bripka Johan, pada Selasa (30/9/25). Insiden yang terjadi di halaman Mapolres Sragen itu terekam kamera dan viral di media sosial karena pelaku menyiarkannya secara langsung melalui akun Facebook miliknya.
Dalam video yang beredar, TW tampak mengenakan gamis dan hijab cokelat muda. Ia mendatangi Mapolres Sragen bersama ketiga anaknya yang masih kecil. Di lokasi, ia melontarkan makian sebelum menyiramkan cairan pertalite ke arah Bripka Johan, anggota Provost Polres Sragen.
Siraman mengenai bagian wajah korban hingga menyebabkan mata merah. Johan segera mendapat penanganan medis di RS Mardi Lestari Sragen. “Itu memang bensin pertalite. Kondisi petugas sempat matanya merah, sudah dilakukan pemeriksaan, visum, dan kini berangsur membaik,” ujar Kapolres Sragen AKBP Dewiana Syamsu Indyasari, Rabu (1/10/25).
Beruntung, tidak ada api yang menyala saat kejadian, sehingga insiden berpotensi fatal itu tidak menimbulkan kebakaran.
Kapolres Sragen mengungkap bahwa TW sebelumnya pernah membuat aduan ke Polres pada akhir tahun 2024. Namun ketika penyidik berusaha mengundang TW untuk klarifikasi pada Maret 2025 dan beberapa bulan kemudian, ia tak pernah hadir.
“Yang jelas, yang bersangkutan pernah membuat aduan setahun lalu. Penyidik sudah mengundang untuk klarifikasi agar bisa diproses, tapi tidak hadir. Justru kemudian datang dan melakukan penyiraman itu,” jelas Kapolres Dewiana.
Terkait isi aduan, pihak kepolisian masih mendalaminya. “Nanti akan kita cek kembali di Unit Reskrim. Duduk perkaranya sedang kami dalami,” tambahnya.
Beberapa informasi yang beredar menyebutkan TW marah karena merasa pernah disebut sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sehingga merasa tersinggung dan nekat melakukan aksi berbahaya tersebut.
Aksi TW semakin menyedot perhatian publik lantaran disiarkan langsung (live streaming) sebanyak tiga kali melalui akun Facebook pribadinya dan ditonton puluhan ribu warganet. Video tersebut kemudian direpost oleh sejumlah akun media lokal Sragen dan memicu perdebatan di jagat maya.
Seorang warganet bernama Antok Mebel berkomentar, “Itu baru satu orang yang berani bersuara. Bagaimana kalau ada lagi yang nekat karena kecewa dengan pelayanan polisi? Bisa bahaya.”
Komentar lain menilai kejadian ini menjadi peringatan penting bagi institusi kepolisian agar meningkatkan kualitas pelayanan publik dan lebih responsif terhadap pengaduan masyarakat.
Meski kejadian mengancam keselamatan anggota, Kapolres menegaskan pihaknya masih menahan diri dan tidak mengambil langkah represif terhadap TW. Penyidik tengah mendalami motif di balik tindakan tersebut sebelum menentukan pasal yang akan dikenakan.
“Ini kami sedang melakukan pendalaman lebih lanjut tentang latar belakang dan permasalahan yang bersangkutan,” ujar Dewiana. (Joko S)