
WARTAGLOBAL.ID| 20.09.2025.- Probolinggo, Jawa Timur – Kota Probolinggo akan menjadi sorotan utama pada 19 hingga 21 September 2025 dengan digelarnya Festival "Batik In Motion 2025". Acara akbar ini bukan sekadar perayaan kain batik sebagai warisan leluhur, melainkan sebuah perhelatan budaya inovatif yang memadukan keindahan motif tradisional dengan gerak, tari, dan ekspresi kontemporer, berpusat di Stadion Bayuangga serta berbagai lokasi ikonik lainnya. Festival ini bertujuan untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan batik Probolinggo ke kancah nasional maupun internasional.
Konsep "Batik In Motion" membawa pemahaman baru tentang batik, mengubahnya dari sekadar kain statis menjadi entitas yang hidup dan bergerak. Melalui serangkaian fashion show, parade, dan festival tari, setiap motif batik Probolinggo akan benar-benar bernyawa, mengajak masyarakat untuk merasakan energi dan makna di balik setiap goresan. Ini adalah perjalanan budaya yang ambisius, menjembatani masa lalu yang kaya, masa kini yang dinamis, dan masa depan yang penuh inovasi.

Probolinggo, yang terkenal dengan motif khas seperti Mangga Anggur dan Jarang Bodhag, akan memamerkan 126 corak batik, termasuk replika batik kuno yang sebelumnya tersimpan di museum Belanda. Kehadiran UMKM dari kecamatan Mayangan, Kademangan, Kanigaran, Wonoasih, dan Sambrunang juga akan memeriahkan pameran batik, sejalan dengan program pemulihan ekonomi kreatif. Festival ini menegaskan bahwa batik bukan hanya untuk dipandang, tetapi juga untuk dirasakan dalam setiap gerakan, warna, dan harmoni seni yang disajikan.
Tiga nilai utama menjadi landasan filosofis "Batik In Motion 2025": Gerak, Transformasi, dan Identitas. Gerak diwujudkan melalui paduan batik dengan tari, musik, dan aktivitas kolektif yang menjadikannya energi hidup. Transformasi merefleksikan bahwa batik tidak statis, melainkan terus berkembang melalui kreasi seni kontemporer dan digitalisasi. Sementara itu, Identitas menegaskan kekayaan budaya lokal Probolinggo dengan motif-motif sarat simbol seperti mangga, anggur, samudra, dan budaya Pandalungan.
Ragam acara yang disiapkan menjanjikan pengalaman budaya yang penuh warna, memadukan tradisi dan inovasi modern. Pengunjung dapat menikmati fashion show dan parade batik yang menampilkan karya desainer dan pembatik lokal, festival tari dan line dance yang melibatkan ribuan penari berbatik, lomba desain motif batik, workshop kreatif termasuk eksplorasi desain digital, hingga pameran UMKM yang menyajikan karya batik, kerajinan, dan kuliner khas Probolinggo.

Festival ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat, 19 September hingga Minggu, 21 September 2025, dengan pusat kegiatan di Stadion Bayuangga, Probolinggo. Selain itu, bazar kuliner dan kerajinan juga akan hadir, menambah semarak suasana. Kehadiran anggota Universal Line Dance (ULD) dari berbagai provinsi di Indonesia dipastikan akan semakin memeriahkan acara dan turut serta mempromosikan batik ke khalayak yang lebih luas.
Pada hari pertama, Jumat, 19 September 2025, mulai pukul 15.00 hingga 21.00, akan ada "Line Dance on The Street" di jalan utama kota, penampilan ULD dari berbagai provinsi, peragaan budaya Probolinggo, serta "MOTION EXPO - Dekranasda" yang meliputi pameran UMKM batik, kuliner tradisional, auto expo, komunitas kreatif, fashion show, pentas seni, dan hiburan musik. Rangkaian acara ini dirancang untuk langsung menarik perhatian warga dan pengunjung sejak awal.
Puncak kemeriahan akan terjadi pada Sabtu, 20 September 2025, mulai pukul 06.00 hingga 21.00. Agenda spesialnya adalah "Line Dance on The Sand" di Lautan Pasir Gunung Bromo, sebuah perpaduan unik antara keindahan alam dan busana batik. Malam harinya, "Cultural Night Exotic" akan menyajikan fashion show, showcase line dance, live music, dan pentas seni budaya lokal. Puncak acara ini juga akan menghadirkan koreografer Embran Nawawi dengan sendratari budaya, mini teater sejarah batik, pertunjukan bertema kemakmuran batik, serta drama kolosal yang melibatkan penari dari berbagai generasi, dari usia 5 hingga 58 tahun.
"Batik In Motion 2025" diharapkan membawa manfaat multidimensional bagi Probolinggo. Selain melestarikan warisan budaya batik agar motif khas tidak punah, festival ini juga mendorong ekonomi kreatif dengan membuka peluang bagi pembatik, desainer, dan UMKM. Lebih jauh, acara ini membangun identitas kota dengan menjadikan batik khas Probolinggo sebagai simbol kebanggaan masyarakat, sekaligus menarik perhatian nasional dan internasional, membuktikan bahwa batik dapat menjadi media seni sekaligus alat diplomasi budaya yang efektif.[fer]