Puluhan Pelaku Usaha Adukan Dugaan Penipuan Program Makan Bergizi Gratis ke Polresta Surakarta - Warta Global Jatim

Mobile Menu

Top Ads

Klik

Berita Update Terbaru

logoblog

Puluhan Pelaku Usaha Adukan Dugaan Penipuan Program Makan Bergizi Gratis ke Polresta Surakarta

Wednesday, 30 July 2025

SOLO, WARTAGLOBAL.id -- Puluhan pelaku usaha kuliner di wilayah Soloraya mengadukan dugaan penipuan ke Polresta Surakarta, Selasa (28/7/25), setelah merasa dirugikan oleh salah satu yayasan yang menjanjikan mereka sebagai calon mitra dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Para korban mengaku telah menyetorkan uang pendaftaran sebesar Rp 175.000, namun hingga kini tidak ada realisasi program sebagaimana dijanjikan.

Harjoko, salah satu perwakilan pelaku usaha, mengungkapkan bahwa awalnya mereka dikumpulkan oleh pihak Yayasan Barisan Nasional (Barnas) yang mengaku bergerak di bidang sosial. Undangan pertemuan tersebut datang atas nama Paulus Haryoto, mantan anggota DPRD Solo, yang memperkenalkan mereka kepada seseorang yang mengklaim sebagai Ketua Umum Yayasan Barnas.

“Waktu itu dijelaskan bahwa yayasan ini tidak berafiliasi dengan partai mana pun. Mereka tawarkan kerja sama untuk memasok makanan bergizi bagi anak-anak PAUD sampai lansia, masing-masing mitra diminta menyiapkan 200 porsi makanan dengan harga per porsi Rp 12.000,” terang Harjoko saat dihubungi, Rabu (30/7/25).

Menurutnya, dari nilai tersebut, Rp 10.000 diperuntukkan untuk biaya bahan makanan seperti lauk dan buah, tanpa susu, sementara alat masak sudah disiapkan oleh yayasan.

Untuk menjadi mitra, para pelaku usaha diminta menyerahkan dokumen pribadi seperti KTP dan KK, serta membayar uang registrasi sebesar Rp 175.000. Rinciannya, Rp 25.000 untuk biaya administrasi dan Rp 150.000 sebagai jaminan kerja sama.

Namun, sejak 31 Januari 2025, janji uji coba program tak kunjung terealisasi. Beberapa kali penjadwalan ulang dilakukan, mulai dari menjelang Ramadan hingga setelah Lebaran, namun semuanya batal.

“Terakhir kami menerima pengumuman bahwa uji coba akan dilakukan 22–23 Juli dan pelaksanaan penuh pada 28 Juli. Tapi semua batal lagi. Bahkan belakangan kami diberitahu bahwa program hanya bisa jalan setelah ada MoU, itu pun hanya dibagikan ke pihak tertentu,” ungkap Harjoko.

Ia menyebut draf MoU yang mereka terima pun tidak menyebutkan waktu pelaksanaan secara jelas, dan pihak yayasan berdalih bahwa itu merupakan “rahasia dari pusat”.

Total calon mitra yang diduga menjadi korban diperkirakan mencapai 3.000 orang di wilayah Soloraya. Seluruhnya telah membayar uang registrasi. Tak sedikit dari mereka yang bahkan sudah melakukan renovasi dapur agar memenuhi standar higienis sesuai permintaan yayasan.

“Ada mitra yang sampai pindah dapur dari belakang ke depan rumah, habiskan biaya Rp 5 sampai 7 juta. Belum lagi beli peralatan baru. Semuanya percaya karena dikatakan ini program nasional,” kata Harjoko.

Bahkan, menurut informasi yang mereka terima, yayasan ini disebut-sebut dekat dengan tokoh penting nasional, sehingga para pelaku usaha merasa program ini benar-benar resmi dan dijamin pemerintah.

“Kami hanya ingin kejelasan. Kalau program ini resmi, laksanakanlah sesuai janji. Tapi kalau ini penipuan, harus diproses secara hukum,” tegasnya.

Polresta Surakarta menyatakan telah menerima aduan tersebut dan akan menindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan. Pihak kepolisian juga akan menelusuri legalitas yayasan, dokumen kerja sama, serta aliran dana dari ribuan calon mitra.

Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan ribuan pelaku usaha kecil yang sebagian besar sudah mengeluarkan biaya cukup besar tanpa kejelasan tindak lanjut dari pihak penyelenggara program. Pemerintah daerah dan instansi terkait juga didesak untuk ikut turun tangan memastikan tidak ada penyalahgunaan program sosial yang merugikan masyarakat.

(Joko S)

Klik