NYARIS,ADU JOTOS HEARING PERWAKILAN PT AKHSA DENGAN PERWAKILAN SOPIR TRUK DI GEDUNG DPRD NGANJUK - Warta Global Jatim

Mobile Menu

Top Ads

Klik

Berita Update Terbaru

logoblog

NYARIS,ADU JOTOS HEARING PERWAKILAN PT AKHSA DENGAN PERWAKILAN SOPIR TRUK DI GEDUNG DPRD NGANJUK

Thursday, 6 March 2025

Nganjuk, warta Global Jatim.id
Rapat hearing yang seharusnya menjadi ajang diskusi antara pengusaha tambang perwakilan sopir dan juga aktifis SLJ (Salam Lima Jari) justru berubah menjadi ajang keributan. Pertemuan yang digelar di kantor Gedung  DPRD Nganjuk, kamis 6/03/2025 berujung memanas, bahkan nyaris  baku hantam antara Iskandar Zulkarnaen alias (Roy) perwakilan PT Akhsa Energi Indonesia ,dengan Puguh Santoso alias 
(Bujel), koordinator sopir armada.

Sejak awal, hearing ini sudah dipenuhi ketidakjelasan. Undangan yang seharusnya ditujukan kepada para pemilik tambang malah dihadiri oleh perwakilan yang dianggap tidak kompeten. Kehadiran Roy yang mengklaim sebagai perwakilan PT Akhsa Energi Indonesia  dan Mega sebagai kuasa hukum PT TMKI semakin memperkeruh suasana karena mereka dinilai tidak mampu memberikan jawaban yang jelas.

Puncaknya, pimpinan rapat, Jianto wakil ketua 2 DPRD Nganjuk ,yang memimpin hearing secara terang-terangan mengusir Roy dari forum, mungkin  dianggap kurang kompeten mewakili PT AKHSA .
Merasa dipermalukan, Roy pun keluar ruangan dengan wajah merah padam. Namun, di luar ruangan, situasi semakin memanas. Perdebatan sengit antara Roy dan Bujel nyaris berubah nyaris baku hantam adu jotos. Saling dorong dan bentak  tak terhindarkan, yang akhirnya dilerai oleh peserta lainnya.

"Ini bukti ketidakprofesionalan pihak tambang! Datang cuma mengirim perwakilan yang tidak paham masalah, lalu malah bikin rusuh!" ujar salah satu peserta hearing dengan nada geram.

Di sisi lain, para sopir yang sudah datang dengan harapan bisa menyuarakan keluhan mereka justru dibuat kecewa. Pentul, salah satu perwakilan sopir, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak diberi kesempatan berbicara.

"Harga material naik dari Rp200.000 menjadi Rp250.000, sementara pendapatan kami tetap. Kami makin kesulitan! Tapi kami malah tidak didengar!" ujarnya dengan nada frustrasi.

Kekacauan dalam hearing ini semakin memperjelas betapa amburadulnya komunikasi antara pengusaha tambang dan para sopir. Alih-alih mencari solusi, yang terjadi justru adu ego dan pertikaian. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keputusan konkret yang dihasilkan dari pertemuan panas tersebut.Tomo team

KALI DIBACA
Klik